RINGKASAN MATERI PAI FIQIH KELAS III MI

 RINGKASAN

Cakupan materi fikih kelas 3 meliputi shalat sunnah rawatib, shalat jama’ dan qashar, shalat bagi orang sakit, shalat bagi musafir, puasa ramadhan, keutamaan serta amalan pada bulan ramadhan, puasa sunnah, shalat tarawih dan witir.

BAB I SHALAT SUNNAH RAWATIB

Sumber: https://moondoggiesmusic.com/rukun-shalat/

Shalat sunnah rawatib yaitu salat yang dikerjakan sebelum dan sesudah salat fardu. Shalat sunah rawatib yang dilakukan sebelum salat fardu dinamakan shalat sunnah qabliyyah. Shalat sunnah rawatib yang dilakukan sesudah shalat fardhu disebut shalat sunnah ba’diyyah. Shalat sunnah rawatib dikerjakan secara munfarid artinya dilaksanakan secara sendiri-sendiri. Bacaan dalam salat sunah rawatib tidak dinyaringkan. Hukum mengerjakan shalat sunnah rawatib adalah sunnah. Tidak ada shalat sunnah rawatib sesudah shalat Shubuh dan Ashar.

Shalat sunnah rawatib muakkad:

a. 2 rakaat sebelum Dzuhur

b. 2 rakaat sesudah Dzuhur

c. 2 rakaat sesudah Maghrib

d. 2 rakaat sesudah Isya’

e. 2 rakaat sebelum Shubuh

shalat sunnah rawatib ghairu makkad:

a. 4 rakaat sebelum Dzuhur (maksudnya yaitu 2 rakaat pertama termasuk sunnah muakkad, 2 rakaat berikutnya termasuk ghairu muakkad)

b. 4 rakaat sesudah Dzuhur (maksudnya yaitu 2 rakaat pertama termasuk sunnah muakkad, 2 rakaat berikutnya termasuk ghairu muakkad)

c. 4 rakaat sebelum Ashar

d. 2 rakaat sebelum Maghrib

e. 2 rakaat sebelum Isya’

Hikmah shalat sunnah Rawatib yaitu: 

 a. Menyempurnakan pahala ibadah shalat fardhu; 

b. Dapat menghapus dosa yang kita lakukan; 

c. Menecegah perbuatan yang buruk; 

d. Pahalanya lebih baik daripada dunia dan isinya.

 BAB II SHALAT JAMA' DAN QASAR

Shalat jama’ adalah shalat yang digabungkan, artinya menggabungkan dua shalat fardlu yang dilaksanakan pada satu waktu. Jama’ taqdim artinya menjama’ dua shalat yang dilaksanakan pada waktu yang pertama. Jama’ ta’khir artinya menjama’ dua shalat yang dilaksanakan pada waktu yang kedua. Shalat yang boleh dijamak adalah pasangan shalat dzuhur dengan ashar dan shalat magrib dengan isya’. Shalat yang tidak boleh dijamak yaitu shalat shubuh dan shalat ashar dengan maghrib. Shalat qasar adalah shalat yang diringkas, artinya melakukan shalat fardlu dengan cara meringkas dari empat rakaat menjadi dua rakaat. Menjama’ sekaligus mengqasar shalat adalah menggabungkan dua shalat fardlu dalam satu waktu sekaligus meringkas (qasar).

BAB III SHALAT BAGI ORANG YANG SAKIT

Ibadah shalat tetap harus dilaksanakan dalam setiap keadaan apapun selama akal masih sehat atau sadar. Orang yang sakit tetap diwajibkan untuk melaksanakan shalat fardlu lima waktu.

Tata cara salat bagi orang yang sakit yaitu:

a. Shalat dengan cara duduk

 b. Shalat dengan cara berbaring

 c. Shalat dengan cara telentang

 Hikmah shalat bagi orang sakit antara lain:

a. Mendekatkan diri kepada Allah.

b. Hati menjadi lebih tenang.

c. Menyadari kemurahan Allah Swt.

d. Mensyukuri nikmat sehat yang diberikan Allah Swt.

e. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.

f. Dicintai Allah Swt.

BAB IV SHALAT BAGI MUSAFIR

Seseorang disebut musafir jika memenuhi tiga syarat, yaitu: (1) niat, (2) keluar dari daerahnya, dan (3) memenuhi jarak tertentu Seorang musafir mendapat rukhsah untuk meringkas (qasar) shalat wajib dari empat raka’at mejadi dua raka’at yaitu shalat Dzuhur, shalat Ashar dan shalat Isya’. Seorang musafir mendapat rukhsah untuk taqdim (mendahulukan) shalat yaitu taqdim shalat Ashar di waktu Dzuhur dan taqdim shalat Isya’ diwaktu Maghrib. Seorang musafir mendapat rukhsah untuk ta’khir (menunda) shalat yaitu menunda(takhir) shalat Dzuhur di waktu Ashar dan menunda (ta’khir) shalat Maghrib di waktu Isya’. Seorang musafir mendapat rukhsah tidak melakukan shalat Jum’at atau tidak wajib baginya shalat Jum’at jika ia melakukan perjalanan yang memenuhi syarat untuk mangqasar shalat dan menggantikannya dengan shalat Dzuhur.

BAB V PUASA RAMADHAN

Puasa dalam bahasa Arab sama dengan ash-shiyam atau ash-shaum yang artinya menahan diri dari sesuatu. Menurut istilah puasa artinya menahan diri dari makan dan minum serta segala sesuatu yang dapat membatalkannya mulai dari terbit fajar sampai dengan terbenam matahari dengan niat karena Allah Swt.

Syarat sah puasa yaitu beragama Islam, mumayiz, suci dari haid dan nifas dan dilaksanakan pada waktu yang diperbolehkan berpuasa. Syarat wajib puasa yaitu berakal, baligh dan kuat untuk berpuasa. 

Rukun puasa yaitu niat di malam hari dan menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa mulai terbit fajar sampai terbenam matahari.

Niat puasa ramadhan

نويت صوم غد عن اداء فرض شهر رمضان هذه السنة لله تعالى 

Hal-hal yang membatalkan puasa antara lain: 

 a. makan dan minum yang disengaja, 

b. muntah yang disengaja, 

c. keluar darah haid, 

d. gila,

e. keluar mani dengan sengaja, 

f. murtad, 

g. berniat untuk membatalkan puasa.

 Orang yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa pada bulan Ramadlan adalah:

 a. orang yang sakit, 

b. orang yang dalam perjalanan jauh (musafir), 

c. orang yang tua renta, 

d. perempuan hamil atau menyusui.

 Hikmah puasa Ramadan antara lain menghapus dosa-dosa yang telah lalu, meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt., menyehatkan badan, menumbuhkan kasih sayang kepada fakir miskin, meningkatkan rasa syukur kepada Allah Swt., melatih hidup disiplin, menghindarkan diri dari perbuatan yang buruk, melatih kesabaran.

BAB VI BULAN RAMADHAN

Bulan Ramadan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt., karena bulan ini memiliki beberapa keutamaan antara lain:

a. Bulan diturunkannya al-Qur’an (Nuzulul Qur’an).

b. Perintah untuk berpuasa

c. Bulan penuh keberkahan

d. Malam Lailatul Qadr

e. Bulan pengampunan dosa (maghfirah)

f. Ramadan pintu surga dibuka pintu neraka ditutup

Amalan-amalan bulan Ramadan antara lain:

a. Shalat tarawih dan witir

b. Mengakhirkan makan di waktu sahur dan menyegerakan berbuka puasa

c. Membaca dan belajar al-Qur’an

d. I’tikaf di Masjid

e. Memperbanyak sedekah

BAB VII PUASA SUNNAH PAHALA MELIMPAH

Puasa sunnah adalah puasa yang tidak wajib dilakukan oleh umat Islam. Jika melakukannya akan mendapatkan pahala sedangkan jika tidak melakukannya tidak mendapatkan dosa. Hukum puasa sunnah adalah tidak wajib, akan tetapi puasa sunnah merupakan puasa yang dianjurkan untuk dijalankan oleh semua umat Islam. 

Beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang muslim yang melakukan puasa sunnah yaitu niat di malam hari atau sampai pada waktu dzuhur di hari puasa tersebut, makan sahur pada dini hari, menghindari makan dan minum serta hal-hal yang dapat membatalkan puasa, menahan diri dari perbuatan tercela dan menjaga lisan dari perkataan yang kotor, memperbanyak amal ibadah dan berdoa serta sedekah, menyegerakan berbuka jika telah mendengar adzan Maghrib, dan berdoa ketika berbuka.

Jenis-jenis puasa sunnah diantaranya puasa Senin Kamis, puasa Asyura, puasa Sya’ban, puasa Syawal, puasa Tarwiyah, puasa Arofah, puasa Ayyamul bidh, puasa Dawud

Hikmah puasa sunnah diantarnya melatih diri mengendalikan hawa nafsu, melatih kesederhanaan hidup, menjaga kesehatan tubuh, membiasakan diri untuk taat beribadah, meniru kebiasaan mulia Rasulullah Saw.

BAB VII SHALAT TARAWIH DAN WITIR

Shalat tarawih adalah shalat sunnah yang dilakukan pada malam hari di bulan Ramadan yang boleh dikerjakan dengan berjamaah atau munfarid. Shalat witir adalah shalat sunat yang jumlah rakaatnya ganjil dan pada bulan Ramadan dikerjakan sebagai penutup shalat Tarawih. Hukum melaksanakan shalat tarawih adalah sunnah muakkad, sedangkan hukum melaksanakan shalat witir adalah sunnah.

Shalat tarawih bisa dikerjakan sebanyak 8 atau 20 rakaat. Waktu pelaksanaan shalat Tarawih antara setelah shalat Isya’ sampai terbit fajar(waktu shalat Subuh). Jumlah rakaat shalat Witir paling sedikit satu rakaat dan pada umumnya dilaksanakan 3 rakaat.

Niat shalat tarawih dua rakaat

أصلى سنة التراويح ركعتين مستقبل القبلة اداء مأموما الله تعالى 

Niat shalat witir satu rakaat

أصلى سنة الوتر ركعة مستقبل القبلة اداء مأموما الله تعالى 

Niat shalat witir tiga rakaat

أصلى سنة الوترثلاث ركعات مستقبل القبلة اداء مأموما الله تعالى

 Keutamaan shalat witir antara lain: 

a. pahalanya lebih baik dari pada harta dunia, 

b. pelakunya dicintai oleh Allah, 

c. menghindarkan dari perbuatan yang buruk, 

d. memberikan tambahan pahala.


Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer